Saturday, October 31

Music Everyday Inside The Head - 2

Berlanjut dengan ketertarikan akan musik dan irama, saya berniat untuk mempelajari kembali musik. Seperti teman teman pada umumnya akan ketertarikan sebuah alat musik, gitar, keyboard, drum hingga kecapi, hingga pada akhirnya saya memilih untuk membeli sebuah alat musik. Dari gitar hingga keyboard pun pernah saya miliki dan dijual kembali. Tetapi ada satu alat musik yang sampai saat ini saya ingin miliki, yakni sebuah alat musik digital / elektronik.Seperti apa dan bagaimana pun saya tak tahu menahu. apalagi fungsinya. Alhasil saya bertanya kepada rekan kerja saya dulu ketika masi bekerja sebagai pengambil juru gambar majalah remaja ternama ibukota. Segudang pertanyaan, hingga konsultasi pun saya lakukan. Dimana yang jual? Apa yang harus dilakukan? dan seperti biasa, sesi konsultasi pun dilakukan dengan ditemani minuman  beserta rokok favorit kita bersama. "Baiklah, akan gw coba bro" ujar saya selepas konsultasi bersama. 

Dan dalam waktu 2 minggu pesanan saya akan sebuah alat musik digital pun tiba. Sebuah controller elektronik yang saya pesan dari penjual di dunia maya. Bemodal dengan alat seadanya saya mencoba mempelajari tahap demi tahap fitur dan fungsi apa saja yang dimiliki controller tersebut. Dan menurut saya memang menarik fungsi alat musik tersebut. Apalagi jika ada sahabat saya, sudah pasti dia akan membuat suasana menjadi meriah jika memainkan alat tersebut.

Tuesday, February 17

Wasted Love

Masih berada pada garis yang sama. Realita kehidupan duniawi sarat logika, penuh makna. Kadang berada pada batas zona aman dan kadang berada pada batas zona tak nyaman. Ternyata begitu sarat dengan isyarat jalan di tempat. Kait mengaitkan memang tidak ada perkembangan yang berarti dari sisi duniawi. Hanya dari sisi rohani selalu berteriak penuh keluh. Damn, ternyata memang "absurd" budaya disini. Masih mengenal sosok pribadi yang sama dengan perilaku yang sama. Berharap pada waktu dan keadaan yang tidak akan kunjung datang. Suntuk rasanya,...

Abjad demi abjad bergulir dalam suatu software jejaring sosial, hanya Yang Maha Mengetahui kenapa berbalas dan berdiam. Entah apa maksudnya, perkataan dahulu kala yang menjadi janji dari sebuah ikatan batin hanya bernilai memori. Sudah gilakah ujar orang orang diluar sana berucap?. Tak ada lagi sebuah rasa tulus mengasihi dan memberi. Hanya rasa balas luka dan dendam tanpa makna. Rasa "hidup" dibuang percuma. Mayat hidup berperan sekarang. Buang saja semuanya, toh juga akan ada yang "hadir" kembali di kehidupannya. Bernilai sebuah permainan tinggi syarat akan trik dan manipulasi hati. Seperti lagu "wasted love" nya Steve Angello,.. why do i give you much, but its never enough. Hanya segelintir ucapan tengah malam tersampaikan dengan Sang Pencipta, "Kapankah ku kembali kawan..?",..