Wednesday, April 9

Music Everyday Inside The Head



Hello, sudah lama saya tidak bertemu kembali dengan selembar kertas di dunia maya yang putih. Setelah sekian lama saya tidak bersenda gurau dengan halaman saya pribadi, ada sekiranya kurang lebih 3 tahun melewati hidup terhadap lingkungan baru, pekerjaan baru, bahkan melintasi pulau baru yang sebelumnya tidak pernah saya hinggapi. Okailah, lets go menurut saya terhadap skenario hidup yang terbuat oleh Tuhan terhadap saya sekarang ini. Teman teman pun sudah melangkah dengan hidup yang baru. Sahabat saya yang merupakan tempat bercanda saya pun telah pergi dengan pasangan ke luar kota tempat kita dahulu bersenda gurau ataupun bercengkrama tentang apa makna kehidupan ini. Ah yang penting life is moved on broww, menurut saya. Semakin saya menjalani waktu demi waktu dan hari demi hari bahkan tahun demi tahun, padahal baru 3 tahun aja, ada suatu hal penting yang menurut saya tidak bisa saya hilangkan dari dalam diri saya. Musik, yes musik, life without music is boring life without music. lebih tertarik lagi terhadap bagian musik, nada. Nada adalah bunyi yang beraturan, yaitu memiliki frekuensi tunggal tertentu. Lebih tertarik apalagi terhadap nada yang dikeluarkan oleh sebuah alat musik atau instrumen melalui software komputer atau bahkan membuat irama ketika sedang makan siang melalui peralatan makan yang sederhana. Tererek duk cess, atau jreng jreng duk tak, yang berirama mengalun dalam pikiran saya. Sehingga sebuah irama selalu mengalun dalam pikiran saya mengiringi dengan pemecahan masalah ataupun untuk ide untuk penyelesaian sebuah pekerjaan.

Hampir setiap hari rutinitas pikiran yang mengalun dalam kepala saya terus mengiringi. Irama demi irama mengalun perlahan, cepat ataupun dengan tempo yang sesingkat - singkatnya. Perlahan saya sadari bahwa musik itu ada bagian khusus di dalam hidup saya. Di atas kepala saya dan di antara pikiran saya tepatnya. Mungkin dengan bait lirik jaman sekarang yang notabenen menurut anak muda kekinian jaman sekarang dijadikan acuan hidup yang sesuai dengan problema yang terjadi, atau bahkan dibuat buat hidupnya mirip dengan lirik sehingga meresap dan merasuki dalam jiwa. Ya itulah musik menurut kita hanyalah sebuah barisan bait bait atau kata kata pujangga indah yang diulang ulang pada bagian tertentu yang dijadikan penggalan makna kehidupan seseorang. Pada suatu waktu saya berfikir, apakah hanya bait/lirik saja yang diulang yang dapat mejadi penggalan syair kehidupan?. Bagi saya sangat tidak adil jika hanyalah sebuah kata saja yang berirama, bagaimana dengan bunyi bunyi lain? Suara jangkrik yang diulang, ataupun genderang bahkan suara mesin jahit pun dapat dijadikan irama kehidupan menurut saya. Atau bahkan bisa jadi suara sahabat saya yang agak sedikit dibuat ngebass sambil berkata "hey baby",..beserta gumaman sang istri -  (Agan Harahap dan Itta S Mulia) pun menurut saya dapat dibuat berulang dan dijadikan irama kehidupan. Bahkan bila di "mix" dengan tangisan buah kehidupannya pun dapat menyajikan sebuah irama yang sungguh menarik. Sungguh rindu saya bertemu dengan Sahabat saya yang satu itu, hahahaha,... Baik, kembali ke seputar musik, irama berulang ulang dengan diiringi bebunyian yang sarat dengan indra pendengaran kita sehari hari, mngkin itulah yang menjadi dasar saya untuk dapat merangkum ketertarikan saya terhadap musik. 

* TobeContinue